Latest Post

Suara Hati

Diterbit Oleh Unknown pada Sabtu, 27 September 201400.58


sudah separuh dekade diri ini menempuh study masih ada saja yang mengiginkan penderitaanku karena satu kesalahan dan ini menjadi catatan hidup yang tak bisa terlupakan dalam sejarah hidup sampai anak cucuku kelak nanti, akan kuwaris sepenggal cerita itu buat mereka kelak nanti agar jangan melawan orang2 yang hebat.


setiap melangkah pasti ada duri dan onak akan menusuk mata batin, segala tindakan pasti ada konsekuensinya, takdir itu sangat kelam. Tiada satu setan dua binatangpun yang mau membantu malah membantah dan membantai psikolog.

Kelaliman itu tak berhumanis,cercaan selalu datng di kuping kiri-kanan, hambar semua dirasa bila mengecap persoalan yang rumit itu. Segala yang indah sirna dan raib oleh masa suram ini, Tuhan hanya menertawakan Nasib hambanya yang tak taat padanya.

perasan dan ideologiku akan tergadai oleh masa depanku yang cerah, kompleksitas sudah apa yang di alami menjadi luka yang sukar terobati.

Pemerintah dompu mengesahkan pembuatan Pura terbesar Di Dompu.

Diterbit Oleh Unknown pada Sabtu, 13 September 201420.27

Sabtu, 13 Sep 2014
Meski Ditolak warga, Pura Terbesar di Asia Diresmikan di Desa Pancasila, Dompu NTB
NTB (voa-islam.com) - Kembali umat Islam merasa dikhianati oleh Pemerintah di negeri ini. Kemarin tanggal 9 september 2014, bertempat di Desa Pancasila, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu NTB, Pangdam Udayana beserta puluhan personil TNI dan Polri serta ratusan umat Hindu dari Bali dan NTB pada umumnya meresmikan sekaligus melakukan sembahyang di salah satu Pura yang di klaim sebagai Pura terbesar di Asia.
Keberadaan pura yang luasnya mencapai lebih kurang 10 hektar tersebut, selama ini dianggap oleh masyarakat, khususnya umat Islam di desa Pancasila, sebagai pura yang ilegal karena berdiri lahan yang didominasi mayoritas umat islam dan sangat meresahkan warga.
Ini dikarenakan posisi Pura yang berdekatan dengan mata air warga serta keberadaan Pura yang tidak sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri yaitu pasal 13,14 dan 15.
Sikap pemerintahan yang memberikan ijin pembangunan pura didekat lokasi mayoritas umat Islam, telah mencederai perasaan umat islam, ditambah lagi dengan klaim umat hindu yang mengaku sebagai pure terbesar di Asia merupakan penghinaan terhadap umat Islam, sebagai umat mayoritas di daerah Dompu dan selayaknya pura terbesar tersebut haruslah didirikan di daerah mayoritas jindu di Pulau Bali.
Salah satu masyarakat yang kami temui menuturkan, "kami masyarakat desa Pancasila dan enam dusun lainnya disini tidak setuju dengan keberadaan Pure tersebut,karena bukan daerah mayoritas umat hindu serta keberadaan sumber mata air kami yang berdekatan langsung dengan bangunan Pure" ungkap bapak Abdullah.
"Mereka mengerahkan aparat yang banyak beserta Pangdam Udayana serta jajaran tinggi lainnya, seakan ingin mengintimidasi kami yang tidak setuju dengan keberadaan pura ini" lanjut beliau.
Forum Umat Islam (FUI) Dompu, juga menolak keberadaan pura tersebut karena bertentangan dengan SKB 3 menteri serta keberadaan sumber mata air warga yang langsung berada dekat Pure.
Karena apa yang terjadi di daerah mayoritas Islam sangat berbeda dengan tempat minoritas islam seperti di Bali dan daerah lainnya. Baru-baru ini media televisi gencar memberitakan pelarangan jilbab disekolah-sekolah didaerah Bali, sikap umat hindu bali seperti ini justru akan menimbulkan penentangan dari umat Islam di daerah-daerah mayoritas seperti di NTB ini.

Ketika tim media mendatangi Ketua MUI Dompu beserta jajaran Muspida yaitu Wakil Bupati Dompu NTB untuk menanyakan perihal pura tersebut, semuanya merespon dengan baik dan akan meninjau kembali ijin keberadaan Pure tersebut. [fayis/adivammar/voa-islam.com. Bima Institute

SISI LAIN PEMIKIRAN ADOLF HITLER

Diterbit Oleh Unknown pada Rabu, 06 Agustus 201405.57

Adolf Hitler adalah seorang diktator yang dikenal oleh banyak orang sebagai orang yang kejam dan bengis yang sangatlah terkenal dengan faham Fasisme. Tetapi disisi lain Adolf Hitler mempunyai sisi lain yang sangat bertolak belakang sejarah yang ada didunia ini. Buku sejarah dunia lebih banyak mencatat sisi kelam dari Adolf Hitler yang terkenal dengan peristiwa pembantaian Yahudi atau dikenal dengan istilah Holocaust.

Jika kita berbicara tentang kebengisan dan pembunuhan umat manusia, di Inggris juga ada yang lebih keji dari itu begitu juga pada masa kekaisaran Jepang. Namun mengapa dunia hanyalah menghukum Adolf Hitler dan menjelek-jelekkan nama Nazi seolah-olah Nazi masih berwujud hingga hari ini sementara dunia melupakan kesalahan Inggris terhadap Skotlandia, Jepang terhadap dunia dan Afrika Selatan terhadap warga kulit hitam-nya?
Prinsip-prinsip Adolf Hitler
Prinsip Adolf Hitler tentang Yahudi, Zionisme dan proses berdirinya negara Israel. Adolf Hitler telah melancarkan Holocaust untuk membasmi Yahudi karena dia beranggapan suatu saat nanti Yahudi akan menjerumuskan umat manusia didunia.
Prinsip Adolf Hitler tentang Islam. Adolf Hitler telah mempelajari sejarah tentang kerajaan dan umat terdahulu, dan dia telah menyatakan bahwa ada tiga peradaban yang terkuat yaitu Persia, Romawi dan Arab. Ketiga peradaban yang terkuat itu telah menguasai dunia pada masa lalu. Sementara Persia dan Romawi masih melanjutkan peradaban mereka hingga hari ini, namun Arab hanya bertengkar dengan sesamanya. Dia melihat ini sebagai satu masalah karena Arab akan merobohkan Peradaban Islam yang dia telah lihat begitu hebat pada masa lalu.
Adolf Hitler merasa kagum akan Peradaban Islam, oleh karena itu dia telah mencetak panduan mengenai Islam dan diedarkan kepada tentara Nazi, walaupun pada waktu itu kepada tentara yang non-Islam.
Dimanapun dia berada, Adolf Hitler juga selalu memberi kesempatan untuk tentara Jerman yang beragama Islam untuk menunaikan sholat ketika sudah masuk waktunya, bahkan tentara Jerman pernah sholat berjama’ah di Lapangan Berlin dan pada waktu itu Adolf Hitler hanya menunggu mereka hingga mereka menyelesaikan sholat berjama’ah untuk menyampaikan pidatonya.
Adolf Hitler juga sering bertemu dengan para Ulama Islam dan meminta pendapat mereka serta belajar dari mereka tentang agama, khususnya Islam dan kisah para sahabat dalam menyusun strategi.
Dia juga meminta para Syaikh untuk mendampingi tentaranya dan mendo’akan mereka yang non- Islam dan memberi semangat kepada tentara Islam untuk memerangi Yahudi.
Pengaruh Al-Quran dalam ucapan Adolf Hitler
Ketika Adolf Hitler dan tentara Nazi tiba di Moscow, dia berniat menyampaikan pidato. Dia memerintahkan para penasihatnya untuk mencari kata-kata pembukaan yang agung dari kitab suci, kata-kata ahli filsafat atau dari bait syair. Seorang sastrawan Iraq yang tanggal di Jerman memberi masukan ayat Al-Qur’an yang artinya adalah “Telah dekat Hari Kiamat dan telah terbelah bulan…”
Adolf Hitler merasa kagum dengan arti ayat Al-Qur’an ini dan menggunakannya sebagai kalimat pembukaan dan isi kandungan pidatonya. Para ahli tafsir Al-Qur’an sendiri menjelaskan bahwa ayat Al-Qur’an tersebut bermakna keagungan, kekuatan dan mempunyai arti yang sangat mendalam.
Semua ini dinyatakan Adolf Hitler dalam bukunya Mein Kampf yang ditulis di penjara bahwa segala tindakannya berdasarkan Al-Qur’an khususnya tindakannya terhadap kaum Yahudi.
Adolf Hitler bersumpah dengan nama Allah SWT
Adolf Hitler telah mengatakan sumpah dengan menyebut nama Allah SWT di dalam ikrar pimpinan tentaranya yang akan tamat belajar di Akademi tentara Jerman.
“Saya bersumpah dengan nama Allah (Tuhan) yang Maha Besar dan inilah sumpah suci saya, bahwa saya akan mematuhi semua perintah pimpinan tentara Jerman dan pemimpinnya  (saya) Adolf Hitler, panglima tertinggi, akan selalu bersedia untuk mengorbankan nyawa saya kapanpun demi kepemimpinan saya”.
Adolf Hitler juga pantang meminum arak ketika dia gemetar saat keadaan pasukan Jerman sedang goncang dan berbahaya. Waktu itu para dokter memintanya meminum arak sebagai obat dan beliau menolak sambil berkata, “Bagaimana anda ingin menyuruh seseorang minum arak untuk pengobatan sedangkan dia seumur hidupnya tidak pernah menyentuh arak” . Adolf Hitler tidak pernah menyentuh arak sepanjang hidupnya, minuman kegemarannya adalah hanya teh celup.
Sebagai orang yang terikat dengan akademik, kita bisa mempelajari sisi baik dari sang diktator ini, meskipun Adolf Hitler mempunyai sejarah yang sangat jelek dimata orang-orang akan tetapi kita juga bisa memetik kebaikan darinya itu. Wallahu a’lam.

PELUKAN TERAKHIR IBU DAN TAHUN TERAKHIR LEBARAN

Diterbit Oleh Unknown pada Senin, 21 Juli 201410.08

Tepat 13 tahun Silam setelah lulus SMU…Di beranda depan rumah, sore itu aku sempatkan diri bermanja-manja dengan menyodorkan Kepala ku dan berusaha meraih tangannya agar segera mencarikan kutu di kepala ku,,,,Aq tau saat itu wajahnya cukup kelihatan rasa capeknya karena sudah seharian berjibaku dengan daganganya di pasar,Tapi sengaja aku manfaatkan waktu senggang hanya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayangnya, walau bagaiamanapun itulah momennya karena beberapa hari lagi aq akan meninggalkan kota kelahiran ku untuk melanjutkan kuliah…ya kuliah di pulau seberang sana yang harus melewati Tiga pulau untuk sampai di tempat tujuan….dalam hati aku berkata “Tuhan Sungguh beruntung Hamba di lahirkan dari Rahim Perempuan ini,,,Perempuan yang ku sebut ibu, ini adalah yang terbaik dalam Hidupku,,,menggunakan seluruh tenaganya hanya untuk membiayai Kehidupan keluarga dan termasuk menyekolahkannya karena yang dia tahu bahwa cukup dia yang tidak bisa mengenyam pendidikan,yang tidak tau baca tulis jangan lagi anak-Anaknya”.
Enam bulan Sudah berlalu di tempat ku yang baru (Sejak aku di antar ibuku untuk kuliah di pulau jawa )itu artinya liburan smester di mulai Aq ingat Sekali hari itu, tepat jum’at Sore Aq telpon ke Kampung menggunakan Jasa Wartel di dekat Tempat Kost ku karena di rumah tidak ada pesawat Telpon (Apa lagi HP dan waktu itu sangat jarang orang2 yang memiliki HP kecuali orang2 tertentu) maka aku telpon Melalui Pesawat telpon milik tetangga”Beberapa Kali telpon berbunyi lalu di angkat oleh anak tetangga pemilik telpon itu “Ass…wr…wb dengan siapa…? Sahut anak tetangga tersebut Tanpa panjang lebar saya langsung mengutarakan maksud saya menelpon tersebut Mengingngat Tarif telpon saat itu lumayan Mahal untuk ukuran kami perantau “Maaf mba Saya Imam, tetangga mba saya minta tolong bisa bicara dengan ibu saya….?mba tetangga tersebut langsung tau kalau saya menelponnya dari jauh dengan lembutnya dia bilang “ia Imam Tunggu sebentar ya mba Panggilkan ibunya”ia Mba Terima Kasih sahutku beberapa menit kemudia dari kejauhan terdengar suara “Ass…wr…wb..Hallo…Hallo…Hallo Imam ini Bapak nak “ia Pak ibu ada pak Ibu mu belum bisa ngomong sama kamu dia sakit,,,,mank Ibu sakit apa Pak…?Biasalah ibu mu kecapaean..”Oh ia Pak”,,,,Kenapa IMam Apa yang mau kau samapaikan katakana saja…?
“Gini Pak,,,sebanarnya saya mau minta ijin pulang di libur semester ini,,karena waktu liburnya cukup lama sebulan pak dan Biar sekalian bisa lebaran di kampung bersama Keluarga!”senarnya hajatan utama telpon tersebut selain memberitau tentang libur juga berharap agar di kirimkan ongkos pulang.
Bapak : “gini mam sebaiknya Kamu tahun ini g usah pulang dulu lagian tempatnya jauh dan kamu baru enam bulan,,,kamu tunda dulu kepulangan,tunggu lebaran tahun depan saja kamu baru pulang”..dengan berat hati aku iakan kata Bapak,,,walau sebenarnya aq benar2 merasa rindu sekali untuk pulang kampung bertemu ibu,adik2 dan sekalian bisa menceritakan bagaimana kondisi di kota, di mana aku menempuh pendidikan sekarang dan rinduku juga yg lain adalah kerinduan sebagai seorang anak remaja yang sebelum berangkat kuliah pernah menjalin hubungan dan masih tetap intens komunikasi tiap minggu selama di rantauan yaitu pada sosok gadis cantik yang saat itu masih satu kampong dengan ku “Ayu”Namanya.(Untuk Kisah ku dan gadis ini akun akan ceritakan di lain kesempatan).
Sebelum berpamitan dan menutup telponnya sekali lagi aku mencoba membujuk ayah agar mengijikan aq untuk berbicara sama ibu,,,Namun tak di ijinkan Karena bapak saya tau kalau andaikan saya diberi ijin Pasti saya akan mencoba merayu dan merengek-rengek pada ibu untuk di ijinkan pulang dan bapak saya yakin kalau ibu saya tak akan pernah tahan dan menolak permintaan anak2nya,,,di manapun seorang ibu pasti tidak akan tega membiarkan anaknya memohon dan merengek-rengek meminta belas kasihan apalagi anaknya baru kali itu terpisah jauh darinya dalam waktu setengah tahun….walau sebenarnya sering terpisah dari ku sejak aku mulai menginjak masa SMU, kebetulan aku SMU di kabupaten Sebelah kabupaten ku tapi itu tidak selamaini,,Paling-paling hanya sekitar 2 minggu dan tak pernah lewat dari satu bulan…karena aq slalu di suruh pulang untuk mengambil uang belanja dan keperluan makan sehari (osu) dan tepatan di hari aku kembali kekabupaten tetangga ntuk mengeyam pendidikan SMU slalu saja ibu ku tidak akan tega membiarkan aku kekurangan Uang jajan,,,,slalu saja ketika aku mau berangkat dari rumah di Tanya “g kurang uang yang ibu kasih…?”Aku slalu menjawab cukup bu “Tapi slalu saja sama ibu di kasih lagi”tentu sambil memperhatikan ayah ku,,,pernah suatu hari ibu ku bertanya demikian pada ku, dan sambil berbisik “ini ibu tambah lagi Uang jajannya”Tapi dari ruang TV Bapak saya bilang “Tambah terus uang Jajannya Skalian uang rokoknya”bagaimana tidak bapak ku bilang demikian soalx aku pernah kepergok merokok di rumah oleh bapak…”Dalam Hati ku aku berkata ibuku memank baik hati”sambil terus melangkah pergi Tapi bapak ku bukan berarti tidak baik dia hanya tak ingin saya terlalu manja dan dia tunjukan kebaikan nya dengan Cara yang berbeda dari ibu ku.
Kembali ke telpon dengan Bapk tadi Ahirnya Aku mengalah untuk tidak pulang lebaran tahun ini kata bapak “Pulang untuk lebaran Tahun depan Saja”karena berbagai alasan yang sebenarnya Baik yaitu “menghemat uang karena ongkosnya mahal,Skalian kamu bisa lebih serius belajar dll”
Namu karena kerinduan ku pada kampung halaman begitu besar dan juga pada Gadis (Pacar)ku yang kau tinggal enam bulan yang “Ayu”Namanya membuat aku kepingin sekali segera bertemu banyak yang ingin aku ceritakan padanya. Walau sedikit kecewa aku pamitan pada bapak di telpon “Sambil berucap salam hormat pada Ibu”Ass…wr…wb Pak.

Saptu Sore atau Malam Minggu walau aku benar-benar telah mengubur keinginan pulang kampung lebaran Kali ini,,,Tapi tidak untuk kerinduan ku Biasanya Malam minggu ini kalau tidak aku yang nelpon kerumah akan ada orang rumah yang nelpon atau pacar saya telpon begitu siklus selama enam bulan menempuh pendidikan,,,,Namun setelah selesai Sholat Tarawih, di mesjid terdekat kost ku terasasekali dingin yang menusuk tulang dan sesekali petir menyapa langit mendung Malam itu entah apa yang kurasa malam itu benar-benar membingungkan,,,”Ah mungkin karena Aku terlalu rindu akan pulang kampUng”Timpal ku dalam hati makin lama2 terasa makin tidak tenang,,Segera saja aku kembali mengambil air whudu berniat untuk mengaji siapa tahu saja Aku bisa lebih tenang….beberapa Lama kemudian, Akupun mulai mengaji ,dan aku mendengar dari balik pintu suara ketokan sambil memanggil nama ku, ia suara yang tidak asing bagi ku,,,suara wanita Paruh baya yang slalu menyediakan nasi buat ku selama Aku ngekos enam bulan ini…ia suara ibu supri...Ibu kost ku”Mas imam ne ada telpon dari saudara mu”Ia bu sebentar aq segera membuka pintu dan segera menuju ke ruang telpon “Hallo Mam sahut suara dari telpon ia aku kenal suara ini Suara Saudara ku”..Ia Napa Mas “Sebaiknya Kamu besok pulang ibu Sakit di rumah”aku tidak berkata apa2,,,Aku tidak tau apa aku harus merasa bahagia atau Sedih Tapi dalam Benakku muncul berbagai macam pertanyaan..”Setelah telpon dari Kakak ku Selesai”dan segera, setelah itu aku kembali kekamar dan Tak tau kenapa tiba2 saja aku segera mencari dompet dan memandang foto ibu ku yang biasa aku sisipkan di dompet dan biasanya aku slalu memandangnya ketika rindu….Pertanyaan demi pertanyaan Muncul dalam benak ku “ada APa dengan ibu ku…?Kenapa harus pulang Kalau ibu sakitnya tidak Parah..?Jangan2 Ibu sudah……?Ah tidak tuhan jangan panggil ibu hamba secepat ini….sejujurnya aku masih menenangkan diri untuk tidak berprasangka yang bukan-bukan tentang apa yang terjadi dengan ibu ku di kampung…beberapa Saat kemudian datang ibu supri, ibu kost ku “Mas imam Kamu besok jadi pulang…?” Ia Bu Saya berangkat Besok pagi Menggunakan Kereta Sampai Banyuwangi selanjutnya estafet entah pake apa saja nanti…Tapi,bu Saya tidak punya uang,,,karena Besok minggu saya belum bisa di kirim uang untuk kepulangan Saya,,,Apa Bisa Saya minta Kembali uang pembayaran Kost dan biaya Makan selama sebulan kedepan yg saya bayarkan ke ibu untuk ongkos saya pulang…?
Oh tentu bisa Mam saya Akan Kasih besok,,,,(Oh ya dari cerita kakak Saya di kampong Setelah saya sampai satu minggu ternyata bu supri ibu kost ku sudah tau bahwa ibu saya sudah meninggal saat di telpon, kakak saya sebelum saya keluar menjawab telpon itu dan kakak saya bilang untuk tidak menceritakan Perihal tersebut Pada Saya)mungkin karena dia tau tentang hal tersebut dia ahirnya Mau memberikan kembali uang kost dan biaya makan saya selama Sebulan yang di bayar duluan).
Semalama Saya tidak bisa tidur dan terus memandangi foto ibu entah kenapa air mata slalu meluncur deras hingga tak bisa tertahan “dalam Hati slalu menyimpan kecurigaan tentang Apa yang terjadi dengan ibu…?kenapa saya harus pulang kalau ibu sakitnya tidak parah Atau jangan2 ibu telah….?”

Jam delapan pagi aku segera pamitan sama ibu kost, menuju stasiun kereta Api terdekat dengan mengambil Kereta Clas Ekonomi untuk menghemat biaya mengingat perjalanan ku masih jauh Harus melewati 2 (dua) pulau untuk bisa sampai di pulau ku,,,,sengaja Aku pilih tempat duduk di pojok agar dalam perjalanan Aku bisa melihat Pemandangan selama perjalanan Namun hampir setegah perjalanan kereta itu kembali aku di buat tidak tenang ahirnya aku berdiri dan menuju pintu sambungan kereta,,,sesekali muncul pertanyaan tadi malam hingga membuat aku tak bisa tenang,,,sebelum Kereta jalan tadi aku menyengajakan diri untuk menukar uang receh sebanyak2nya untuk di berikan pada pengamen dan pengemis di perjalanan dengan Harapan agar do’a saya dalam hati bisa terkabul “iya do’a tentang keselamatan ibu Saya”di perjalanan itu tak terhitung lagi saya duduk dan berdiri sambil memutarkembali ingatan saya tentang wajah sayu yang sudah mulai memperlihatkan keletihanya dengan beberapa keriput yang di wajahnya juga terlihat jelas beberapa helai rambut yang lurus itu beruban,, 
Teringat Lebaran tahun lalu lantaran karena perbedaan pemberian uang saya marah dan membanting gitar yang sempat dia belikan dulu Pada saat itu, mamang kondisi emosi sebagai anak remaja yang masih duduk di angku kelas 3 SMU benar aku tunjukan ‘’“Bu kok saya di kasih uang lebaran tidak sama dengan yang lain ….?Maksud saya saudara2 saya yang lain…Ibu “Kamukan sudah dapat uang kemarin untuk di belikan gitar (Dalam Bahasa Daerah “Nggomi waura Mbei piti weli kai gitar mu re ana)”Tampa berpikir panjang saya pun membanting gitar hingga pecah tapi tanpa saya sadari dari mata sayu itu menetes Air mata ya Airmata yang baru kali itu saya lihat….mungkin ibu pada saat itu merasa hatinya tergores oleh perlakuan anaknya hingga tak mampu menahan air matanya….Oh tuhan saya telah membuat ibu ku manangis sungguh hamba adalah anak yang tak tau di untung “Maaf bu maafkan Anak mu”sesekali aq usap air mata dalam perjalanan pulang itu.

Kambali aku teringat ketika ibu Mengantarkan aku ke pangkalan Bus jurusan luar kota antar propinsi tempat untuk menempuh pendidikan Paska lulus SMU bersama saudara2 ku juga ikut Gadis yang aku sebut Pacar Tadi “Ayu”Namanya malam itu malam terahir aku ketemu ibu (dan ternyata Malam terahir dan untuk selama-lamanya)sebelum naik ke Bus aku memeluknya erat2 dan menangis karena akan aku akan merindukannya,,,Ibu Mencoba menenangkan ku Sambil berkata “Sudah Jangan Nangis,,,Anak laki-laki g boleh menangis,,,Anak laki2 Harus kuat,,,Anak laki2 harus tegar apapun tentangannya Harus di hadapi,,,,Ibu dan Bapak mu Pasti mendo,akan mu dn berharap yang terbaik buat mu, di tempat yang jauh sana,,,jangan lupa Sholat dan menagji dan do’akn saja ibu dan Ayah agar tetap sehat untuk menafkai keluarga kita dan membiayai sekolah mu…rajin belajar ya di tempat mu yang baru Terahir Ibu yakin kamu bisa membagakan kedua orang tua mu”dan lagi2 air mata ini terus meleleh dalam perjalanan itu. 
Singkat Cerita Setelah menempuh Perjalanan yang melelahkan Selam dua hari ahirnya Aku Sampai di depan rumah malam Hari sekita pukul 12.00 malam ketika melihat banyak orang di dalam rumah aku segera berlari menuju ke kamar ibu tanpa menghiraukan mereka,,,ternyata aku hanya menemukan Ayah dan adik2 ku berkumpul di dekat persemaiayam Ibu,,,tak terasa air mata menetes dengan deras,,,malam itu bagai halilitar menyambar perasaan tidak percaya menyelimuti ku,,,,terkadang dalam hati berucap kenapa tuhan terlalu cepat memanggil ibu ku…?kami belum siap menjalani hidup tanpa ibu tuhan…?Ibu pasti kelelahan berkerja hanya untuk membiayai sekolah Anak-anaknya,ibu, pasti kelelahan bekerja hanya agar anak-anaknya seperti Anak-Anak keluarga lain,,,,ibu pasti kelelahan bekerja Hanya untuk melihat anak-anaknya tidak kekurangan dan bisa tersenyum seperti anak2 keluarga lain….di dekat aku ayah meminta ku bersabar dan bertawkal “ibumu sudah di makam dua hari yang lalu”
Aku tak bisa menahan Haru dan rasa sesalku karena tak bisa mengantar Kepergian terahirnya ibu”menuju kealam keabadian sana”Jauh di lubuk hati aku berdo’a untuk ibu semoga tuhan memberi tempat yang layak untuk ibu ku,,,Imam Berjanji akan menjaga adik2 dengan baik dan memastikan mereka tidak akan kehilangan Indahnya masa kecil dan Senyum keceriaan karena kepergian mu yang tak akan kembali lagi.

Semoga Cerita ini Memberi kita inspirasi dan ma’afkan penulis jika kalimat2nya susah di cerna berusahalah untuk mencernanya,,,Semoga Yang masih punya ibu tetap menjadikan ibunya wanita terhebat di dunia dan jangan Biarkan Airmatanya mengalir karena ulah kita,,,sebelum terlabat gunakan momentum Ramdhan dan idul fitri ini untuk memohon Ampun pada malaikat yang bernama “Ibu” karena penyesalan tidak akan datang duluan.

By.Syaf Kaso

PEMIKIRAN HASAN HANAFI (FILSAFAT ISLAM)

Diterbit Oleh Unknown pada Minggu, 13 Juli 201423.12

PEMIKIR

"hidup selalu optimis dan realistis utk menuju era yg baru" jngn ada kata mundur lebih baik maju perlahan tapi pasti


Kejernihan dan kekotoran hati seseorang akan tampak jelas tatkala dirinya ditimpa kritik, celaan, atau penghinaan orang lain. Bagi orang yang lemah akal dan imannya, niscaya akan mudah goyah dan resah. Ia akan sibuk menganiaya diri sendiri dengan memboroskan waktu untuk memikirkan kemungkinan melakukan pembalasan. Mungkin dengan cara-cara mengorek-ngorek pula aib lawannya tersebut atau mencari dalih-dalih untuk membela diri, yang ternyata ujung dari perbuatannya tersebut hanya akan membuat dirinya semakin tenggelam dalam kesengsaraan batin dan kegelisahan.


Persis seperti orang yang sedang duduk di sebuah kursi sementara di bawahnya ada seekor ular berbisa yang siap mematuk kakinya. Tiba-tiba datang beberapa orang yang memberitahukan bahaya yang mengancam dirinya itu. Yang seorang menyampaikannya dengan cara halus, sedangkan yang lainnya dengan cara kasar. Namun, apa yang terjadi? Setelah ia mendengar pemberitahuan itu, diambilnya sebuah pemukul, lalu dipukulkannya, bukan kepada ular namun kepada orang-orang yang memberitahukan adanya bahaya tersebut.



Lain halnya dengan orang yang memiliki kejernihan hati dan ketinggian akhlak. Ketika datang badai kritik, celaan, serta penghinaan seberat atau sedahsyat apapun, dia tetap tegar, tak goyah sedikit pun. Malah ia justru dapat menikmati karena yakin betul bahwa semua musibah yang menimpanya tersebut semata-mata terjadi dengan seijin Allah Azza wa Jalla.



Allah tahu persis segala aib dan cela hamba-Nya dan Dia berkenan memberitahunya dengan cara apa saja dan melalui apa saja yang dikehendaki-Nya. Terkadang terbentuk nasehat yang halus, adakalanya lewat obrolan dan guyonan seorang teman, bahkan tak jarang berupa cacian teramat pedas dan menyakitkan. Ia pun bisa muncul melalui lisan seorang guru, ulama, orang tua, sahabat, adik, musuh, atau siapa saja. Terserah Allah.



Jadi, kenapa kita harus merepotkan diri membalas orang-orang yang menjadi jalan keuntungan bagi kita? Padahal seharusnya kita bersyukur dengan sebesar-besar syukur karena tanpa kita bayar atau kita gaji mereka sudi meluangkan waktu memberitahu segala kejelekkan dan aib yang mengancam amal-amal shaleh kita di akhirat kelak.



Karenanya, jangan aneh jika kita saksikan orang-orang mulia dan ulama yang shaleh ketika dihina dan dicaci, sama sekali tidak menunjukkan perasaan sakit hati dan keresahan. Sebaliknya, mereka malahan bersikap penuh dengan kemuliaan, memaafkan dan bahkan mengirimkan hadiah sebagai tanda terima kasih atas pemberitahuan ihwal aib yang justru tidak sempat terlihat oleh dirinya sendiri, tetapi dengan penuh kesungguhan telah disampaikan oleh orang-orang yang tidak menyukainya.



Sahabat, bagi kita yang berlumur dosa ini, haruslah senantiasa waspada terhadap pemberitahuan dari Allah yang setiap saat bisa datang dengan berbagai bentuk.



Ketahuilah, ada tiga bentuk sikap orang yang menyampaikan kritik. Pertama, kritiknya benar dan caranya pun benar. Kedua, kritiknya benar, tetapi caranya menyakitkan. Dan ketiga, kritiknya tidak benar dan caranya pun menyakitkan.



Bentuk kritik yang manapun datang kepada kita, semuanya menguntungkan. Sama sekali tidak menjatuhkan kemuliaan kita dihadapan siapapun, sekiranya sikap kita dalam menghadapinya penuh dengan kemuliaan sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Karena, sesungguhnya kemuliaan dan keridhaan-Nyalah yang menjadi penentu itu.



Allah SWT berfirman, "Dan janganlah engkau berduka cita karena perkataan mereka. Sesungguhnya kekuatan itu bagi Allah semuanya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Yunus [10] : 65)



Ingatlah, walaupun bergabung jin dan manusia menghina kita, kalau Allah menghendaki kemuliaan kepada diri kita, maka tidak akan membuat diri kita menjadi jatuh ke lembah kehinaan. Apalah artinya kekuatan sang mahluk dibandingkan Khalik-nya? Manusia memang sering lupa bahwa qudrah dan iradah Allah itu berada di atas segalanya. Sehingga menjadi sombong dan takabur, seakan-akan dunia dan isinya ini berada dalam genggaman tangannya. Naudzubillaah!!!



Padahal, Allah Azza wa Jalla telah berfirman, "Katakanlah, Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang Kau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Kau kehendaki. Engkau muliakan yang Kau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Kau Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali ‘Imran [3] : 26)***

Masalah Sosial Tentang Kemiskinan

Diterbit Oleh Unknown pada Sabtu, 28 Juni 201422.40

Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
4.1  Faktor Penyebab Kemiskinan
Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini :
A.   Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara                                                        
       global.
Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
1)      Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2)      Politik ekonomi yang tidak sehat.
3)      Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
4)      Rusaknya syarat-syarat perdagangan
5)       Beban hutang
6)       Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang
B.   Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan maksimal
C.   Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan banyaknya pengangguran.
D.  Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.



"waktu yang terus menagihku"

waktu berlalu begitu cepat, tiada berarti bila ku habiskan napas ini di alam kehidupan hanya sekedar menikmati...
ingin ku hidup seribu tahun mencari hal2 yang baru..
ingin ku tetap muda tanpa ada rambut yang beruban.....
semangat itu tetaplah melekat laksana perekat besi di hidup ini...

kurasa bumi semakin tua, semakin bersabar menunggu kebaikan sang Illahi Rabbi agar tiada memusnahkannya..
geliat anak cucu Adam semakin mencekam menghiasi alam ini...
kebencian di sana sini,,saudara jadi musuh dan lupa asal usul..

Sinar terang terus terang agar kelak jalan ini tearah dan menuntun langkah kaki ini ke jalan yang benar...
inginnya diri berbuat yang lebih layak orang2 yang nan jauh dari kelayakan hidup..

Apakah pada satu musim kita menjadi saudara? semoga pertanyaan ini menjadi kekutaan bagi yang lemah, ku menanti jawaban itu pada titik kejayaan......

SILSILAH RAJA-RAJA DOMPU

Diterbit Oleh Unknown pada Kamis, 26 Juni 201408.02


Menurut Soenardi, 1976

1.Dewa Bat. Dompu
Indera Kumala

2.Dewa Ind. Dompu 3.Dewa Mbora Dompu
4.Dewa Mbora Balada 5.Dewa yang punya kuda
6.Dewa yang mati di Bima
(diasingkan karena zalim)
7. Dewa Mawaa La Patu
(Raja Bima bergelar Mawaa Laba)

8. Dewa Mawaa Taho
Dadela Nata

Joharmani 9. Sultan Samsuddin 10. S. Jamaluddin
(Putri syeh Nurdin dari Mekkah) Mawaa Tunggul Manuru Dorongao

11. S. Sirajuddin putri Sultan Goa
Manuru Bata

12. S. Ahmad Manuru Kilo 13. S. Abdul Rasul I Manuru Laju
14. S. Usman Mawaa Parabo
15. S. Abdul Kahar
Mawaa Hidi
(putera Raja Kendari)
16. S. Samsuddin 17. S. Ahmad Syah 18. S. Abdul Kadir
Mawaa Sampela Mawaa Kambu Mawaa Alus

(Kamaluddin Mawaa Iha)
Diasingkan karena zalim

18. S. Abdul Kadir
Mawaa Alus

19. S. Abdurrahman 20. S. Abdul Wahab
Manuru Kempo Mawaa Cau

21. S. Abdullah 22. S. Muhammad Tajul Arifin 1 23. S. Abdul Rasul II
Mawaa Saninu Mawaa Mbere Bata Bou

S. Yakub 24. S. Muhammad Salahuddin
(diasingkan karena kurang waras) Mawaa Adil

25. S. Abdullah 26. S. Abdul Aziz
27. S. Muhammad Sirajuddin
(diasingkan ke Kupang oleh Kompeni)

28. S. Muuhammad Tajul Arifin II
(1947-1957, ob. 1963)

***
Silsilah Raja-raja Dompu
Menurut rekaman M. Jauffret, 1961

Sang Bima
1. Indera Kemala Indera Jamarut
Dewa Bitara Dompu

2. Dewa Ind. Dompu 3. Dewa Mambara Bisu 4. Dewa Mambara Belanda
5. Dewa yang punya kuda
6. Dewa yang mati di Bima
7. Dewa Mawaa Lapatu
(Raja Bima bergelar Mawaa Laba)

8. Dewa Mawaa Taho
9. Sultan Syamsuddin S. Malikussaid
Mawaa Tunggu (Makassar, 1606-1653)

10. S. Jamaluddin 11. S. Sirajuddin I Patimang Daeng Nisakking
Manuru Dorongso Manuru Beta Karaeng Bontojelne

12. S. Ahmad 13. S. Abdulrasyul
Manuru Kilo Manuru Laju

15. S. Abdulkahar 14. S. Usman
Manuru Midi Mawaa Parabo

16. S. Syamsuddin 17. S. Kamaluddin Mawaa Sampela
18. S. Ahmad Syah
Manuru Kambu
19. S. Abdul Kadir
Manuru Alus

20. S. Abdul Rahman
Manuru Kempo

Istri asal Jarangoco 21. S. Abdul Wahab istri asal Bali
Mawaa Cau

22. S. Abdullah 23. S. Yakub 24. S. Abdullah Tajul Arifin I 25. S. Abdulrasyul II
Mawaa Saninu
26. S. Muhammad Salahuddin

27. S. Abdullah II
Bancihincawa

28. S. Muhammad Sirajuddin
29. S. Muhammad Tajul Arifin II
Mawaa Sama

SILSILAH SULTAN DOMPU
(1545 – 1934)

NO URUTAN SULTAN TAHUN BERTAHTA URUTAN RAJA LAMA BERTAHTA
1 SAMSUDIN 1545 – 1590
24 – 9 – 1545 9 45 TAHUN
2 JAMALUDDIN 1590 – 1627 10 37 TAHUN
3 SIRADJUDDIN
(JENELI DEA, TURELI BOLO) 1627 – 1667 11 40 TAHUN
4 ABDUL HAMID AHMAD 1667 – 1697 12 30 TAHUN
5 ABDUL RASUL
BUMI SO ROWO 1697 – 1718 13 21 TAHUN
6 USMAN DAENG MANABANG 1718 – 1727 14 9 TAHUN
7 ABDUL YUSUF USMAN 1727 – 1732 15 5 TAHUN
8 KAMALUDIN ALI AKBAR 1732 16 DIASINGKAN
9 ABDUL KAHAR DAENG MAMU 1732 – 1749 17 17 TAHUN
10 AHMAD ALAUDIN JOHANSYAH 1749 – 1765 18 16 TAHUN
11 ABDUL KADIR (JENELI HU’U) 1765 – 1774 19 9 TAHUN
12 ABDURRAHMAN 1774 – 1787
1793 – 1798 20 13 TAHUN
5 TAHUN
13 ABDUL WAHAB
(TURELI DOMPU) 1787- 1793 21 6 TAHUN
14 YACUB DAENG PABELA 1798 22 DIASINGKAN
15 ABDULLAH I 1798 – 1799
1799 – 1805 23 1 TAHUN
6 TAHUN
16 MUHAMMAD TADJUL ARIFIN 1805 – 1809 24 14 TAHUN
17 ABDUL RASUL
(DAE HAU) 1809 – 1857 25 43 TAHUN
18 MUHAMMAD SALAHUDDIN 1857 – 1870 26 13 TAHUN
19 ABDULLAH II 1870 – 1882 27 12 TAHUN
20 MUHAMMAD SIRADJUDDIN

1882 – 1934
TURUN TAHTA:
11– 9-1934
WAFAT:
14 – 2- 1937
1847 – 1937 28 52 TAHUN
21 MUHAMMAD TADJUL ARIFIN 1947 – 1955 29 8 TAHUN



Berdasarkan data dari Pusat Dokumentasi Raja-Raja di Indonesia Pusaka, Vlaringen, Belanda.
Disusun oleh Abdul Aziz Siradjuddin.



Bagian I
DOMPU TELAH EKSIS BERABAD-ABAD


1. Ada Sebelum Sumpah Palapa
Judul di atas tidak mengada-ada. Dompu dulu memang pernah merupakan sebuah kerajaan yang berjaya, mandiri dan kuat. Buktinya dapat dilihat dalam catatan sejarah kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa. Ketika Gajah Mada, Patih Mangkubumi Majapahit hendak menyatukan seluruh Nusantara, dia menemukan masih ada 10 “nagari” yang perlu ditundukkan untuk mewujudkan Nusantara di bawah satu panji, Majapahit, sehingga menyebabkan ia harus mengeluarkan Sumpah Palapa yang terkenal itu.
Menurut Muhammad Yamin (2005, hlm. 52), di muka para menteri dan di tengah-tengah paseban, Gajah Mada mengucapkan janji, “Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jikalau seluruh Nusantara bertakluk dibawah kekuasaan Negara; jikalau Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik sudah dikalahkan.”
Sumpah palapa di ucapkan Gajah Mada pada tahun 1331, pada awal kekuasaan Gajah Mada sebagai patih Mangkubumi Majapahit, saat mana Negara Majapahit baru berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan imperiumnya belum melingkar seluruh daerah Nusantara.
Bagi sebagian kerabat istana Majapahit saat itu, Sumpah Palapa dinilai terlampau mengerikan dan dianggap mustahil dapat menjadi kenyataan, mengingat kerajaan-kerajaan yang hendak ditaklukkan bukanlah lawan-lawan yang enteng.
Oleh seba itu, sewaktu Sumpah Palapa diucapkan, menurut Muhammad Yamin (2005, hlm. 53), terdengarlah makian dan ejekan yang tidak merdu bunyinya. “Ra Kembar dan Ra Banyak dengan terus terang mengatakan tak mau percaya kepada kemenangan Gajah Mada dan terus memaki-maki dengan perkataan yang kasar-kasar. Jabung-terewas dan Lembu-peteng tertawa-tawa mengejekkan Gajah Mada yang dianggap sombong dan tinggi hati itu.” Tetapi ternyata, penyatuan Nusantara berhasil diwujudkan Gajah Mada.
Hanya saja, sejak Sumpah Palapa dikeluarkan, tidak serta merta impian Gajah Mada tercapai. Butuh waktu puluhan tahun. Penyerbuan pertama Majapahit atas Dompu dilakukan tahun 1344 dengan pasukan yang dikomandani Tumenggung Nala. Tetapi gagal. Dompu baru berhasil di tundukkan pada tahun 1357, setelah Gajah Mada mengutus lagi Tumenggung Nala yang dibantu pasukan dari Bali di bawah pimpinan Panglima Soka.
Kesuksesan menaklukan Dompu ini merupakan salah satu peristiwa yang paling penting dalam catatan keberhasilan Gajah Mada menyatukan Nusantara, sejajar dengan peristiwa penting lain yang didapatkannya pada tahun yang sama, berupa kegagalan, yaitu pecahnya perang Bubat melawan kerajaan Pakuan Pajajaran yang berakibat tewasnya Prabu Ratu Dewata (Seri Baduga Maharaja), raja Pakuan Pajajaran bersama putrinya, Diyah Pitaloka alias Citrasymi yang hendak dipersunting raja Majapahit, Prabu Hayam Wuruk. Sejarah kemudian mencatat, hubungan Jawa dana Sunda terganggu akibat peristiwa itu. Terbukti, sampai sekarang tidak ada nama jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk di tanah Pasundan.
Cerita tentang penundukan Dompu dipaparkan dalam “Pupuh LXXII” : kitab Negarakertagama. Ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah Kerajaan Dompo kala itu bagi Majapahit. “Pupuh” yang terbagi ke dalam enam bagian ini bertemakan tentang Tumenggung Nala. Persisnya pada bagian ketiga tertulis sebagai berikut: Keturunan orang cerdik dan setia; Selalu memangku pangkat pahlawan; Pernah menundukan Negara Dompo; Serba ulet menaggulangi musuh. (Slamet Mulyana, “Nagarakertagama dan Tafsir sejarahnya”).
Usai dikuasai, Raja Dompo dibawa menghadap Prabu Hayam Wuruk di Istana Majapahit. Sang raja bersama dua putrinya, dan dua gadis kerabat istana kerajaan Dompo – yang kesemuanya dilukiskan cantik-cantik – semula pasrah karena menyangka akan dipenjarakan, tetapi ternyata disambut meriah oleh Majapahit. Prabu Hayam Wuruk justru berterima kasih kepada Dompo mau bersedia menyatu dengan Majapahit untuk bersama-sama menggapai kebesaran, dan ia mempersilahkan Raja Dompo melanjutkan pemerintahannya sebagaimana biasa. Persatuan dan kesatuan yang dibutuhkan Majapahit, menurut Prabu Hayam Wuruk, untuk mencegah upaya yang dilakukan (kerajaan) Tartar yang tak pernah berhenti melebarkan kekuasaannya. (Langit Kresna Hariadi, 2006).
Jika dimulai dari catatan sejarah kerajaan Majapahit saja yang berabad-abad lalu Dompu telah eksis sebagai sebuah Negara berbentuk kerajaan, berarti jauh sebelum lahirnya Sumpah Palapa oleh Gajah Mada tahun 1331, Kerajaan Dompu sudah mengibarkan panji-panji kebesaran. Keberadaannya bahkan lebih dahulu dibanding kerajaan Pakuan Pajajaran yang berdiri kira-kira tahun 1333 di Parahiangan Timur dekat Bogor, di kaki Gunung Salak-Gunung Gede. Kerajaan Pakuan Pajajaran merupakan lanjutan kerajaan Galuh yang Pusatnya terletak di Kawali dekat Ciamis.
2. Mengugat Hari Lahir Yang Aneh
Bertolak dari hal di atas, menjadi aneh apabila hari lahir Dompu dimulai berdasarkan meletusnya Gunung Tambora tanggal 11 April 1815, yang berarti pada tahun 2013 Dompu baru berusia 198 tahun. Padahal, bisa jadi usia sebenarnya lebih dari 700 tahun. Itu sebabnya, penetapan hari lahir yang aneh ini perlu “digugat”.
Tidak ada daerah di Nusantara yang hari lahirnya ditetapkan berdasarkan terjadinya letusan gunung yang terdapat di masing-masing daerahnya. Beberapa contoh daerah yang mempunyai gunung meletus dapat disebut di sini, waktu terjadinya letusan tidak digunakan sebagai hari lahir masing-masing daerah tersebut.
DKI Jakarta hari jadinya ditetapkan tanggal 22 juni 1527 yaitu dihitung dari mulai berkuasanya Pangeran Jayakarta yang memimpin daerah ini hingga kawasan Banten, sedangkan gunung Krakatau di Selat Sunda meletus tahun 1880; Serang (Banten) menetapkan hari jadinya tanggal 18 Maret 1620 dihitung sejak masa Sultan Maulana Hasanudin, bukan juga berdasarkan meletusnya Gunung Krakatau; Bandung hari jadinya tanggal 20 April 1641 dimulai dari era Sultan Agung Mataram, bukan berdasarkan meletusnya Gunung Tangkuban Perahu tahun 1829; dan Bogor menetapkan hari lahirnya tanggal 3 Juni 1482 di zaman kepemimpinan Sri Baginda Maharaja, Raja Pakuan Pajajaran, sedangkan Gunung Salak/Papandayan meletus tahun 1780.
Selanjutnya Gowa (Sulawesi Selatan) memiliki gunungbernama Lompo Batang yang meletus tahun 1808, tetapi hari jadi daerah ditetapkan tanggal 18 Oktober 1669 sejak naik tahtanya Sultan Hasanuddin; begitu juga Makassar hari jadinya sejak 9 Juni 1607 dihitung dari masa Datu Musing-Karaeng Galesong bukan pula pada berdasarkan meletusnya Gunung Lompo Batang; dan Karangasem (Bali) dimulai pemerintah Raja Tjokorde Gede Raka tanggal 21 Maret 1680 lebih lama dibandingkan meletusnya Gunung Agung tahun 1963.
Surabaya hari lahirnya dimulai tanggal 31 Mei 1293 sejak Raja Singasari pertama, sedangkan Gunung Bromo di Jatim meletus tahun 1580; dan terakhir Ternate (Maluku Utara) hari jadinya ditetapkan mulai tanggal 1 Maret 1527 di zaman Pangeran Zabirsyah, sedangkan Gunung Gamalama di daerah itu meletus tahun 1474.
Helius sjamsudin (2005), pengusul/pengagas hari lahirnya Dompu pada tanggal 11 April 1815 (dan disetujui Pemda Dompu melalui Perda No 18 tanggal 19 Juni 2004), yaitu tepat pada hari terjadinya erupsi terdahsyat Gunung Tambora, mengakui bahwa Dompu akan menjadi satu-satunya Kabupaten di Indonesia yang menjadikan Hari Jadi Wilayahnya berdasarkan saat letusan gunung berapi. Ia menyatakan, ini memang unik karena sejarah adalah suatu keunikan. “Dalam hal-hal yang baik Dompu haru berani tampil beda dan lebih baik,” kata dia memberi alasan lebih lanjut.
Argumen Helius Sjamsudin itu boleh-boleh saja jika dilihat dari sudut pandang kepepet, lantaran “malas” menggali fakta-fakta sejarah Dompu. Tapi biarpun begitu , ini tetap merupakan suatu keanehan, bahkan absurd (ganjil) seperti diakui sendiri oleh Helius Sjamsudin (2005).
Sebab, sebagaimana mungkin Dompu harus membuat Perayaan dan bersuka cita pada tiap tanggal itu, saat mana sebaliknya banyak orang diberbagai belahan dunia mengenag peristiwa tersebut dengan keprihatinan dan kesedihan karena erupsi Gunung Tambora telah membuat penderitaan luar biasa yang tak gampang dilupakan entah sampai kapan.
Kalau saja para penduduk atau keturunan Kerajaan Tambora dan Kerajaan (Pa)Pekat masih ada yang hidup, niscaya mereka akan protes dan tidak akan sudi Dompu menetapkan hari jadinya pada tanggal 11 April 1815. Sayangnya, tidak ada sama sekali sisa kehidupan di dua kerajaan itu, karena lahar panas Gunung Tambora meluluhlantakkan mereka rata dengan tanah.
Lagi-lagi bisa disebut pula janggal, manakala peristiwa letusan Gunung Tambora dijadikan alasan untuk memberi istilah adanya Dompu Lama (Dompu Ntoi) sebelum letusan, dan Dompu Baru (Dompu Mbou) sesudah letusan, seperti juga diutarakan oleh Helius Sjamsudin (2005), dimana hal itu turut dijadikan bahan pertimbangan lain dalam menetapkan hari jadi Dompu, yang berdasarkan atas waktu meletusnya Gunung Tambora.
3. Mencari Waktu Lain Buat Opsi Hari Jadi
Secara institusional, Dompu tidak pernah sempat lenyap, baik karena bubarnya kerajaan oleh sebab-sebab tertentu, atau musnahnya seluruh perangkat institusi pemerintahan, rakyat dan berikut geografi wilayahnya oleh akibat letusan Gunung Tambora, seperti menimpa dua kerajaan kecil di kaki gunung tersebut, Tambora dan Pekat.
Dalam peristiwa letusan gunung itu, Dompu tetap eksis walaupun turut menerima imbas dari letusan gunung Tambora. Misalnya, istana tua (asi ntoi) terpaksa dipindahkan dari Bata yang terletak di Sori Na’e karena tak bisa digunakan lagi akibat tertimbun abu vulkanik Gunung Tambora. Pemindahan dilakukan ke sebelah utara sungai, persisnya lokasi yang kini menjadi tempat berdirinya masjid jami Dompu, Baiturahman.
Bukti-bukti tetap eksisnya Dompu dapat pula dilihat dari kesinambungan pemerintaha yang tidak pernah berhenti (Vakum) sejak zaman hindu sampai dengan Sultan Muhammad Siradjuddin yang menentang Belanda, sehingga mengakibatkan beliau diasingkan ke Kupang, Pulau Timor. Lazimnya, eksistensi sebuah wilayah pemerintahan dijadikan acuan untuk menetapkan hari lahir suatu daerah, bukan berdasarkan makna-makna simbolis diluar itu yang dicari-cari pembenarannya.
Dompu mempunyai dua batas masa yang bisa dijadikan acuan untuk menetapkan hari jadinya; masa kerajaan Hindu, dan masa kerajaan Islam. Jika seperti ini diakui oleh Helius Sjamsudin (2005), di masa kerajaan Hindu sulit ditemukan tanggal-bulan-tahun yang tepat mengenai berdirinya kerajaan Hindu Dompu pertama akibat minimnya data-data sejarah tentang Dompu di masa itu, padahal (katanya) tanggal-bulan-tahun harus menjadi satu kesatuan (entitas) yang utuh untuk menetapkan hari lahir suatu wilayah pemerintahan, maka pilihan kedua dapat digunakan dokumen masa kerajaan Islam Dompu yang lebih jelas.
Masa kerajaan Islam Dompu dimulai dari kepemimpinan sultan pertama, yaitu Sultan Samsudin, yang dinobatkan pada tanggal 24 September 1545 (lihat data silsilah Sultan Dompu (1545-1934)). Apabila data ini yang hendak dipakai, walaupun mungkin harus juga dianggap “terpaksa” – lantaran sejarah keberadaan Dompu sebenarnya lebih lama dari itu – tidak apalah. Daripada menggunakan tanggal terjadinya letusan Gunung Tambora yang terkesan bersenang-senang diatas penderitaan dunia.
Selanjutnya setelah ini, perlu terus diupayakan menggali data-data zaman Hindu, sehingga mungkin saja suatu ketika kelak ditemukan tanggal-bulan-tahun tentang berdirinya pemerintahan Dompu yang pertama di zaman Hindu, dengan raja, rakyat, dan wilayah yang jelas dan berdaulat, sehingga hari jadi yang akurat akan benar-benar dipunyai Dompu.
Pulau Sumbawa
Pada zaman sebelum Gunung Tambora meletus tahun 1815, di Pulau Sumbawa terdapat lima kerajaan dengan pembagian wilayah seperti yang terlihat di atas. Kini wilayah eks Kerajaan Tambora dan Kerajaan Pekat menjadi wilayah Kabupaten Dompu, termasuk sebagian wilayah eks Kesultanan Sanggar. Sebagian lain wilayah eks Kesultanan Sanggar masuk wilayah kabupaten Bima. (Henri Chambert-Loir, 2005).
Bagian II
KISAH SULTAN MUHAMMAD SIRADJUDDIN
1. Diikat Kontrak Panjang
Di seluruh tanah air kita, tokoh-tokoh perlawanan terhadap penjajah banyak yang terdiri dari raja dan kaum bangsawan. Hal ini adalah sesuatu yang wajar karena kekuatan asing yang datang menyerbu, juga mengancam secara langsung kekuasaan raja.
Selama perkembangan adanya penjajahan di Indonesia kekuasaan kolonial Belanda dilakukan melalui penguasa-penguasa pribumi dengan menggunakan perjanjian yang lebih menguntungkan pihak Belanda. Perjanjian atau kontrak itu ada yang berjangka panjang (lange verklaring), dan ada pula yang berupa perjanjian pendek (korte verklaring). Kedua bentuk perjanjian berbeda karakternya. Konkrak yang bersifat panjang paling lama diperbaharui 100 tahun sekali dan diterapkan terhadap kerajaan yang dianggap kuat, sedangkan kontrak pendek diperbaharui 10 tahun sekali bagi kerajaan yang dinilai lemah.
Berkat pengalaman yang dimiliki selama berabad-abad, bangsa Belanda menemukan cara yang baik untuk melestarikan jajahannya. Pada permulaan abad ke 20, seluruh Indonesia, yang resminya dinamakan Hindia Belanda, sudah dapat dikatakan di bawah kekuasaan Belanda. Ada yang dijajah secara langsung seperti pulau Jawa, kecuali 7% wilayah, yaitu mencakup Surabaya dan Yogyakarta, sementara daerah-daerah di luar Jawa (sekitar 60%) dijajah tidak langsung, dengan membiarkan pemerintahan berada di bawah raja-raja yang ada.
Selain bentuk kontrak berbeda antara kerajaan yang satu dengan lainnya, materi kontrak yang dibuat penjajah Belanda juga selalu berlainan antara raja pendahulu dan raja berikutnya. Setiap kali raja diganti oleh keturunannya atau oranglain, yang penilaian semua tergantung pada penjajah, setiap kali itu pula dikurangi wewenang raja.
Dengan Kesultanan Dompu, Belanda mulai mengadakan hubungan berdasarkan ikatan perjanjian panjang (traktaat me Dompo, verklaring) tanggal 17 agustus 1856, yang ditandatangani oleh Sultan Abdullah dan gubernur Selebes. Setelah Sultan Abdullah diganti oleh putranya, Sultan Muhammad Siradjuddin, pada 21 Oktober 1882, kontrak lama masih akan dilanjutkan. Akan tetapi, sultan yang baru, tidak mau begitu saja tunduk terhadap kepentingan politik Kompeni, sehingga memaksa Belanda memperbaharui kontrak dengan Sultan Muhammad Siradjuddin tanggal 31 Desember 1905. Dalam perjanjian itu, selain daerah-daerah yang sudah ada sebelumnya seperti Dompu, Kempo, Kawangko, Wonggo, Kilo, Hu’u, Daha, Ado dan Ranggo, Kompeni juga memasukkan wilayah eks kerajaan Tambora dan Pekat (yang musnah akibat meletusnya Gunung Tambora, tahun 1815) sebagai bagian wilayah Kesultanan Dompu, serta sejumlah pulau kecil lainnya.
Biarpun kontrak sudah diperbaharui, Sultan Muhammad Siradjuddin masih juga setengah hati untuk melaksanakan isi kontrak. Misalnya, jarang membayar pajak kelapa dan hasil bumi kepada Belanda, tidak menginginkan Belanda terlibat dalam urusan pemerintahan kesultanan, tidak mau membiarkan rakyatnya harus kerja rodi untuk kepentingan penjajah, dan menolak penjualan hasil bumi ke Belanda. Sikap menentang yang ditunjukkan sultan, menyebabkan beliau bersitegang terus dengan Belanda. Ini berlangsung hingga beliau turun tahta tanggal 11 september 1934, terhitung sejak ditetapkan sebagai tahanan politik yang diasingkan (internering) ke Kupang dengan Surat Keputusan (Besluit) Pemerintah Hindia Belanda Nomor 11 Tahun 1934.
Pembangkangan oleh sultan disebabkan kontrak tersebut dinilai telah makin mempersempit wewenangnya sebagai penguasa setempat. Disebutkan dalam kontrak itu bahwa kesultanan merupakan bagian dari wilayah Hindia Belanda, dan karenanya berada dibawah kedaulatan sri Baginda Ratu Belanda yang diwakili oleh Gubernur Jenderal. Kekuasaan aras kesultanan diselenggarakan oleh seorang sultan yang diangkat oleh Gubernur Jenderal, dan Gubernur Jenderal berwenang sejauh dan selama dipandang perlu, mengatur secara lain hal-hal yang dimaksud dalam pelaksanaan kekuasaan sultan. Kontrak tersebut juga mengatur penghasilan sultan, perpajakan, dan benda-benda inventaris kesultanan.

D E P R I N S
Sultan Muhammad Siradjuddin (menunggang kuda) bersama para pasukan abdi dalam, difoto pihak Belanda, dan didokumentasinya tersimpan di Pusat dokumentasi Raja-raja di Indonesia Pusaka, Vlaringen, Belanda.
2. Menghilangkan Kasta Terendah
Sultan Muhammad Siradjuddin lahir pada tanggal 18 Maret 1847, dan naik tahta sebagai Sultan Dompu dalam usia 35 tahun pada tanggal 21 Oktober 1882. Beliau memerintah hingga tahun 1934, atau selama 52 tahun, paling lama dari seluruh sultan yang berkuasa di Dompu.
–BERSAMBUNG–


Pengamat: Voluntarisme Warga Dukung Jokowi-JK Warnai Pilpres 2014

Diterbit Oleh Unknown pada Senin, 23 Juni 201413.29

Jakarta - Puluhan ribu sukarelawan berkumpul di wilayah Bundaran Hotel Indonesia untuk menunjukkan dukungannya kepada pasangan calon presiden/calon wakil presiden nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Kesukarelawanan (voluntarisme) tersebut dianggap menjadi sebuah harapan baru demokrasi Indonesia ke depan di tengah pesimisme terhadap partai politik dan politik transaksional. Jokowi sempat menghadiri acara Flash Mob Dance yang diselenggarakan sejumlah pendukungnya itu, yang berbarengan dengan Car Free Day di Jakarta.
Sementara di sisi lain, dimulai siang ini, tim pasangan nomor urut 1 Prabowo-Hatta akan melakukan kampanye akbar di DKI Jakarta bertempat di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Rencananya, acara itu akan sekaligus menghadirkan konser artis seperti Ahmad Dhani, Soneta Band, dan Band Radja.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Ari Dwipayana, ada perbedaan antara gerakan massa yang dimobilisasi dan yang didasarkan atas kesukarelawanan.
"Saya lihat yang flash mob itu sebagai suatu bentuk kesukarelaan yang didasarkan ada insiatif sendiri. Kita lihat mereka datang dari berbagai wilayah dalam bentuk keswadayaan, datang untuk mendukung Jokowi-JK secara sukarela. Berbeda misalnya kalau itu dimobilisasi di suatu tempat dengan mengerahkan simpul massa dari suatu wilayah," jelas Ari, Minggu (22/6).
Menurut Ari, voluntarisme rakyat itu biasanya muncul benar-benar murni karena figur. Mereka hadir bukan karena ingin menonton ikon lain yang ditampilkan semacam artis maupun penyanyi Ahmad Dhani dan Rhoma Irama.
Hal demikian, menurutnya, menggambarkan kekuatan rakyat (people power) yang pernah terjadi di 1999, ketika Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menjadi Figur Perlawanan atas Rezim Orde Baru. Massa mendukungnya secara sukarela.
"Yang dimobilisasi itu dikerahkan. Bisa dengan berbayar melalui broker pendatang massa. Yang voluntarisme tak berbasis itu, dia datang sendiri dengan inisitif sendiri," jelasnya.
Dia melanjutkan, biasanya yang sukarela itu berisi anak-anak muda dan profesi-profesi yang datang dengan ide kreatif masing-masing. Mereka lalu menampilkan gayanya sendiri untuk mendukung.
"Yang dimobilisasi itu umumnya seragam dan ditentukan harus menggunakan apa. Mereka datang untuk menonton artis. Jadi voluntarisme datang dengan kreativitas dan keragaman, sementara yang satunya dengan keseragaman," lanjut Ari.
Bagi politik Indonesia, kata Ari, fenomena itu menjadi penting karena politik dan demokrasi memang harus dibangun berdasarkan prinsip kesukarelaan. Baginya, keberadaan kegiataan seperti flash mob di Bundaran HI adalah kebangkitan demokrasi Indonesia.
Sebab selama ini, demokrasi di Indonesia kembali dikritik karena ditandai oligarki elite yang cenderung melakukan mobilisasi, persis seperti karakter Rezim Orde Baru yang juga suka memobilisasi.
Kedua, prinsip demokrasi Indonesia selama ini dipenuhi politik transaksional, yakni orang terlibat politik karena ingin mendapat imbalan. Fenomena flash mob berbeda karena dia tak didasarkan mobilisasi elite tapi kesukarelaan.
Kata Ari, peserta flash mob itu belum tentu memilih parpol yang sama di Pileg. Namun di pilpres mereka bisa bergerak sendiri karena sudah tak mengandalkan politik berbasis mesin parpol.
"Kesukarelaan ini adalah titik balik penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Rakyat membela sesuatu bukan karena dibayar, namun punya kesadaran dan keinginan memperjuangkan sesuatu," ungkapnya.
Penulis: Markus Junianto Sihaloho/NAD

HARTA KARUN BANGSA YANG TERMAKAN WAKTU

Banyak sekali persoalan-persoalan yang terjadi di bangsa ini, salah satunya masalah kebudayaan. Masalah ini kembali mencuak di permukaan publik yang selalu membuat resah masyarakat.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan kebudayaan. Bagi bangsa ini kebudayaan bukan hanya sekedar kesenian yang digunakan untuk mengisi waktu luang saja, melainkan kebudayaan merupakan ciri khas bangsa indonesia di mata dunia. Banyak kebudayaan memberikan corak tersendiri dari bangsa. Ini merupakan harta bangsa yang sangat berharga dan tidak terkira nilainya. Namun seiring dengan perubahan jaman, sedikit demi sedik sinar budaya mulai buyar. Banyak buah pikiran manusia ini mulai termakan oleh jaman.
Dulu kebudayaan merupakan sesuatu yang sakral buat masyarakat. Kebudayan merupakan bagian dari jiwa mereka, namun sekarang yang mengerti dan tahu akan kebudayaan bangsa ini hanyalah segelintir orang saja. Itupun hanya para tokoh masyarakat, ketua adat, dan para sejarawan dan budayawan. Berdasarkan gambaran diatas, ini merupakan kenyataan yang sangat memilukan bagi bangsa ini.
Salah satunya tidak usah kita ambil contoh yang jauh kita lihat saja disekitar kita, di Bima-Dompu. Di daerah ini banyak sekali buah pikiran yang telah dihasilkan seperti yang terkenal ialah rimpu mpida sekaligus menjadi ciri khas orang Bima-Dompu. Selain dari itu ada yang namanya nggahi dana.
Nggahi dana merupakan sebuah prosesi pernikahan yang didahului dengan pernyataan antara utusan dari rombongan mempelai laki-laki dengan pihak keluarga mempelai perempuan. Biasanya dalam bentuk ungkapan yang dikemas dalam bentuk syair, dengan keindahan rangkaian kalimat-kalimat syair. Namun itu semua kini telah jarang ditemui bahkan sudah tidak ada orang yang menggunakannya lagi
Kemajuan jaman telah membunuh jiwa anak bangsa, telah mempengaruhi jalan pikiran mereka, terkadang jika mereka melihat orang-orang memakai pakaian adat dalam pergaulannya, tidak jarang mereka dibilang kuno, kampungan, tidak modis, tidak gaul seperti pakaian yang sedang tren di jaman sekarang ini. Sehingga akibat dari sikap kita yang acuh terhadap kebudayaan sendiri, banyak kebudayaan kita yang telah diklaim oleh negara-negara lain. Sehingga apa, setelah kejadian seperti itu terjadi, ramai-ramai orang dari sabang sampai merauke marah, mengamuk, mahasiswa berdemo menuntut pemerintah agar segera menyelesaikan masalah itu secepatnya, memvonis pemerintah yang tidak becus dalam menjaga aset-aset negara, mencaci maki dan sebagainya. Ini merupakan pandangan yang sangat memilukan. Disaat sesuatu sudah terjadi barulah mulai bertindak dan ujung-ujungnya pemerintah yang disalahkan.
Seharusnya sikap mengkambing hitamkan pemerintah jangan kita jadikan untuk menutupi ketidak becusan kita dalam menjaga kebudayaan yang kita miliki. Semua ini bukanlah salah pemerintah seutuhnya. Ini merupakan kesalahan kita semua dan kewajiban kita semua pula untuk menjaganya. Sebab yang lebih tahu dan memahami kebudayaannya itu hanya masyarakat itu sendiri, karena budaya tumbuh dan berkembang dalam masyarakat jadi yang tahu seutuhnya tentang kebudayaan itu sendiri adalah maasyarakat itu sendiri, bukanlah pemerintah

.- RAMADHOAN-
 
Support : OwamoncaOwamoncaeOwamonca
Copyright © 2011. Owamonca - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Owamonca
Proudly powered by Blogger